Sabtu, 03 September 2011

Karanganyar-Gombong, Sumber Kemacetan

BeritaSanaSini - Pada musim arus balik tahun ini, jalur selatan Jawa Tengah-Jawa Barat sepertinya menjadi primadona. Selain karena waktu arus balik yang memang hanya dua hari, Jumat dan Sabtu (3/9/2011), kemacetan luar biasa di jalur pantura, Pejagan-Prupuk, dan Bumiayu saat mudik lalu membuat para pemudik mengalihkan jalur baliknya lewat jalur selatan, yaitu Yogya-Kebumen-Wangon-Ciamis-Tasikmalaya- terus ke Cileunyi.

Akibatnya, jalur utama selatan Jawa ini menjadi sangat padat. Kemacetan seolah tiada henti sepanjang siang-sore-malam-hingga dini hari-sampai pagi ini. Yogyakarta-Gombong yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam, pada arus balik ini harus ditempuh dalam waktu 9 jam atau lebih.

Ruas Purworejo-Kutoarjo-Kebumen-Gombong, yang pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya relatif lancar, kali ini bak jalur neraka. "Macetnya luar biasa di Gombong," kata Ibu Leo, yang kemarin sore terjebak macet di Gombong.

"Pagi ini kami sudah dua jam kena macet di Gombong," kata seorang pendengar Radio Elshinta pada pagi tadi.

Menurut pantauan Kompas, sumber kemacetan utama jalur selatan ini adalah sempitnya badan jalan dan adanya beberapa ruas jalan yang bersimpangan dengan rel kereta api. Dari Kutoarjo hingga Kebumen lanjut Karanganyar-Gombong ini, ruas badan jalan hanya dua lajur. Di jalur yang sempit itu juga terdapat beberapa persimpangan rel kereta seperti di Karanganyar dan Sumpyuh.

Seperti biasa, kondisi jalan di persimpangan rel kereta api selalu jelek, kendaraan harus berjalan pelan-pelan. Dalam kondisi macet, sopir-sopir bus biasanya tidak sabar, dan menyerobot di antara antrean. Akibatnya, kendaraan dari arah berlawanan tidak bisa lewat sehingga kemacetan makin panjang.

Khusus untuk rel kereta api Karanganyar, letaknya sangat dekat dengan rumah makan yang cukup besar sehingga kendaraan yang masuk-keluar restoran harus memotong antrean dan menambah kemacetan.

Oleh karena itu, pemudik yang baru siang ini meninggalkan Yogyakarta menuju Bandung sebaiknya menggunakan jalur selatan-selatan yang oleh warga setempat biasa disebut Jalan Daendels, walaupun Daendels sebenarnya tak pernah membangun jalur selatan itu.

Dari Yogyakarta, para pemudik bisa lewat Bantul terus ke barat lewat Brosot, terus belok ke selatan, lalu menyusur pantai, terus ke barat sampai ke Adipala, belok kanan untuk keluar selepas Gombong. Jika Gombong ke Buntu masih macet, maka Anda bisa lanjut ke barat sampai ke Kroya, lalu belok kanan ke Buntu, lanjut Wangon atau Purwokerto.

Hanya, jalur ini sangat sempit dan banyak persimpangan ke arah obyek wisata pantai. Oleh karena itu, jalur tersebut tetap berpotensi macet, meskipun tidak akan separah jalur utama.

sumber : Kompas.com (share by : Yovena Melinda on Facebook)

0 komentar:

Posting Komentar

Iklan Sitti

Adcorn

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India